Selasa, 28 Juni 2022

Konflik binatang

    Di setiap ruang dan waktu di dunia ini konflik akan selalu ada. Konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya peradaban itu sendiri. Konflik menurut profesor soerjono soekanto adalah proses pencapaian tujuan dengan cara melemahkan pihak lawan tanpa memperhatikan norma dan nilai yang berlaku. Robert Lawang berpendapat bahwa konflik dapat diartikan sebagai benturan kekuatan dan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lain dalam proses perebutan sumber-sumber kemasyarakatan (ekonomi, politik, sosial dan budaya) yang relatif terbatas. Menurutnya, konflik juga dapat diartikan sebagai sebuah perjuangan dalam memperoleh nilai, status, kekuasaan, dan sebagainya yang mana tujuan dari konflik itu sendiri bukan hanya untuk memperoleh keuntungan namun untuk menundukkan lawannya.

    Konflik yang terjadi antar manusia sejatinya akan membuat manusia itu sendiri menjadi lebih baik, menjadi lebih kuat dan menjadi lebih berkuasa atas suatu nilai yang ia perjuangkan. dalam kata lain konflik antar manusia meskipun sering kali memilukan dan mengakibatkan penderitaan, sejatinya akan memberikan pengaruh yang positif bagi manusia itu sendiri. Kelompok manusia yang sedang dalam situasi konflik tentu akan berjuang sepenuh jiwa dan raga untuk mempertahankan kepentingan yang mereka perjuangkan. Mereka akan memperkuat segala aspek dalam kelompoknya. Pertahanan yang lemah akan diperkuat untuk mengantisipasi serangan lawan, senjata yang lemah akan diperkuat untuk menghancurkan pertahanan lawan. Mereka yang berkonflik tentu akan berkembang dan berkompetisi untuk menjadi lebih unggul.

    Konflik antar manusia merupakan sesuatu yang wajar dan adil. Manusia diberikan akal untuk dapat berkompetisi dengan manusia lainnya, untuk menjadi unggul diantara manusia lainnya. Hanya mereka yang malas dan tidak bekerja keraslah yang akan tersingkir. Tuhan memberikan bekal yang sama pada seluruh umat manusia untuk berkompetisi menjadi yang paling unggul.

    Ketika konflik terjadi antara dua golongan manusia kita selalu melihat dan peduli terhadap mereka yang lemah. Kita membela mereka yang ditindas dan menghakimi mereka yang menjajah. Sejatinya mereka yang tertindas akan bisa bertahan dan menang jika mereka menggunakan akal yang telah tuhan berikan sebagai modal untuk hidup di alam dunia ini. Tuhan sendiri telah mengisyaratkan bahwa tidak akan berubah suatu kaum kecuali mereka mengubah keadaan mereka sendiri. Dalam kata lain nasib suatu kelompok manusia sepenuhnya ada di tangan kelompok manusia itu sendiri.

    Pernahkah kalian terfikir bahwa konflik yang imbalance sesungguhnya adalah ketika konflik tersebut terjadi antara manusia dengan hewan? Sungguh suatu keadaan yang sangat tidak adil. bagaimanapun hewan melawan tentu tidak akan mungkin mereka dapat mengalahkan kelompok manusia. 

    Konflik terjadi diakibatkan adanya perbedaan, baik perbedaan suku, ras, agama maupun golongan ataupun perbedaan pandangan, perbedaan kepentingan dan perbedaan lainnya. Ketika perbedaan-perbedaan diantara kelompok manusia senidiri saja dapat memicu konflik dan memang pada faktanya konflik selalu ada kapanpun dan dimanapun yang diakibatkan adanya perbedaan antar manusia itu sendiri, bagaimana jika perbedaan itu adalah perbedaan jenis makhluk yaitu manusia dengan hewan? tentu konflik secara mutlak akan selalu terjadi.

    Ketika konflik terjadi antara manusia dengan hewan, sudah dapat dipastikan hewan lah yang akan musnah. Bukti yang sangat jelas dapat kita lihat dari punahnya berbagai jenis hewan yang ada di dunia ini. Hewan secara mutlak akan musnah jika berkonflik dengan manusia. Manusia memiliki kecerdasan sedangkan hewan hanya mengandalkan kekuatan fisik.

    Di antara manusia dan hewan tentu terdapat perbedaan kepentingan yang sangat jelas. hewan membutuhkan habitatnya untuk hidup, manusia membutuhkan lahan untuk kepentingannya. ketika manusia akan menggunakan lahan untuk kepentingannya, sedangkan hewan yang menghuni lahan tersebut sebagai habitatnya, tempat ia hidup, tempat ia mencari mangsa, dan berkembang biak dirampas oleh manusia dan ketika hewan melawan untuk mempertahankan habitatnya maka ia akan musnah.

    Selain itu manusia juga memburu hewan untuk kepentingannya dalam berbagai hal. untuk bahan makanan, untuk bahan pengobatan, untuk dijadikan barang atau bahkan hanya untuk kesenangan dan olahraga. Yang lebih memilukan manusia menggunakan hewan itu sendiri untuk dijadikan alat yang membumi hanguskan habitatnya seperti seekor gajah yang dijadikan alat untuk mengangkut kayu di hutan. Sungguh sangat memilukan.

    Jika kita memang memiliki hati, kita harus memberikan dukungan serta memperjuangkan kepentingan dan hak-hak hewan sebagai makhluk hidup yang sedang dalam situasi konflik dengan kelompok manusia yang tamak dan serakah. Karna hal tersebut merupakan konflik yang sangat-sangat tidak adil dan biadab bahkan lebih biadab dari konflik antar manusia yang terjadi dimanapun.

    Dukungan nyata yang dapat dilakukan dapat dilakukan mulai dari ruang lingkup terdekat seperti dengan memelihara lingkungan sekitar kita dengan baik, menjaga hutan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, melaporkan kepada pihak yang berwenang jika melihat suatu kejadian yang merusak habitat hewan dan masih banyak lagi. Turut serta dalam mengkampanyekan pelestarian alam. Dukungan sekecil apapun sangat berarti untuk mereka.

    Tenzin Gyatso seorang dalai lama yang sangat bijaksana dari Tibet pernah berkata "Dialog adalah cara paling efektif dalam menyelesaikan konflik". Namun, dialog hanya dimungkinkan jika kedua pihak yang berkonflik adalah manusia. Maka tugas kita adalah menjadi penyambung lidah para hewan yang tidak bisa berdialog dengan manusia tamak yang ingin mengusik mereka. Mereka memiliki hak untuk hidup tenang di habitat mereka yang tuhan sediakan. Mereka memiliki hak untuk mendapatkan makanan yang layak. Mereka memiliki hak untuk berkembang biak secara alami. Mereka berhak untuk lestari.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar